Beranda | Artikel
Keutamaan Adzan
Senin, 16 September 2024

Bersama Pemateri :
Ustadz Abdullah Zaen

Keutamaan Adzan ini merupakan bagian dari kajian Islam ilmiah Fiqih Doa dan Dzikir yang disampaikan oleh Ustadz Abdullah Zaen, M.A. Hafidzahullah. Kajian ini disampaikan pada Senin, 12 Rabiul Awal 1446 H / 16 September 2024 M.

Kajian Tentang Keutamaan Adzan

Kali ini kita memasuki serial nomor 220 yang mengangkat tema tentang keutamaan adzan. Adzan adalah salah satu syiar Islam yang paling rutin dikumandangkan setiap hari. Minimal, adzan dikumandangkan lima kali sehari, mulai dari pagi buta hingga malam gelap, yaitu waktu isya.

Apa itu adzan?

Adzan adalah sebuah seruan yang berisi ajakan dengan redaksi tertentu. Jadi, redaksinya sudah ditentukan, bukan sembarang seruan. Jika sembarang seruan, seperti “ayo shalat”, “ayo ke masjid”, itu bukan adzan. Yang dimaksud di sini adalah seruan yang sudah ditentukan redaksinya dan urutannya, dari awal hingga akhir.

Adzan adalah sebuah seruan dengan redaksi tertentu yang bertujuan untuk memberitahu bahwa waktu shalat telah masuk. Sehingga nanti akan dibahas, dalam sebuah hadits disebutkan bahwa orang yang mengumandangkan adzan haruslah terpercaya. Maksudnya, kita yakin bahwa adzannya tidak dilakukan sembarangan dalam hal waktu. Jika seseorang adzan sebelum waktunya, maka itu belum boleh shalat. Jika ada orang yang langsung shalat begitu adzan padahal belum masuk waktu shalat, maka shalatnya tidak sah.

Keutamaan adzan

Adzan memiliki banyak keutamaan, baik untuk yang mengumandangkan adzan maupun yang mendengarkannya. Jadi, keutamaan itu tidak hanya diperoleh oleh muadzin (yang mengumandangkan adzan), tetapi juga oleh orang yang mendengarkannya. Apa saja keutamaan dari adzan? Mari kita lihat empat poin yang akan dibahas di sini. Meski ada banyak keutamaan lainnya, karena keterbatasan, kali ini hanya akan disebutkan empat keutamaan.

Keutamaan pertama, adzan adalah perkataan yang terbaik. Salah satu faktor penilaian baik atau tidaknya manusia adalah dari perkataan yang diucapkan. Dalam bahasa Jawa, ada ungkapan yang menyebutkan bahwa “ajining diri soko lathi” kehormatan dan harga diri seseorang diukur dari ucapannya. Semakin baik perkataannya, maka orang tersebut dinilai baik, dan sebaliknya, semakin buruk ucapannya, maka buruk pula orang tersebut. Salah satu ucapan terbaik adalah adzan.

Apa dalilnya? Firman Allah dalam Al-Qur’an, surah Fussilat ayat 33:

وَمَنْ أَحْسَنُ قَوْلًا مِمَّنْ دَعَا إِلَى اللّٰهِ وَعَمِلَ صَالِحًا وَقَالَ إِنَّنِي مِنَ الْمُسْلِمِينَ

“Dan siapakah yang lebih baik perkataannya daripada orang yang mengajak manusia kepada Allah, mengerjakan amal shalih, dan berkata, ‘Sesungguhnya aku termasuk orang-orang yang berserah diri’” (QS. Fussilat [41]: 33).

Ayat ini sering ditafsirkan sebagai keutamaan dakwah. Namun, ada sebagian ulama yang menafsirkan bahwa orang yang mengajak kepada Allah dalam ayat ini termasuk muadzin yang mengumandangkan adzan. Muadzin mengajak orang untuk shalat, yang berarti mengajak kepada Allah.

Ibunda Aisyah Radhiyallahu ‘Anha berkata, “Menurut saya, ayat tadi diturunkan oleh Allah untuk menjelaskan keutamaan muadzin.”

Keutamaan kedua, adzan mengusir setan. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Bukhari dan Muslim:

 إِذَا نُودِيَ لِلصَّلَاةِ أَدْبَرَ الشَّيْطَانُ وَلَهُ ضُرَاطٌ حَتَّى لَا يَسْمَعَ التَّأْذِينَ…

“Jika adzan dikumandangkan, setan akan pergi sambil kentut sehingga tidak mendengar adzan. Ketika adzan selesai, setan akan kembali lagi. Ketika iqamah dikumandangkan, setan pergi lagi, dan setelah iqamah selesai, setan kembali lagi (untuk mengganggu shalat manusia) dengan berkata, ‘ingat ini dan itu.’ Dan terus saja dia menggoda hingga seseorang tidak ingat berapa rakaat shalatnya.” (HR. Bukhari dan Muslim)

Setan berusaha membuat manusia tidak fokus dalam shalat, sehingga sering lupa berapa rakaat yang sudah dikerjakan. Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam mengajarkan kita untuk melawan gangguan ini dengan cara membaca ta’awuz “A’udzubillahi minash-shaytanir-rajim” dan meludah sedikit disertai angin ke arah kiri bawah sebanyak tiga kali.

Keutamaan Ketiga, didoakan ampunan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Adzan memiliki keutamaan luar biasa, salah satunya adalah didoakan ampunan oleh Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam. Dalam sebuah hadits yang diriwayatkan oleh Imam Ahmad, dinyatakan bahwa Rasulullah Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam berdoa:

الْإِمَامُ ضَامِنٌ، وَالْمُؤَذِّنُ مُؤْتَمَنٌ، اللهُمَّ أَرْشِدِ الْأَئِمَّةَ، وَاغْفِرْ لِلْمُؤَذِّنِينَ

“Imam itu bertanggung jawab, muadzin itu memikul kepercayaan. Ya Allah berikanlah petunjuk kepada para imam, dan ampunilah dosa para muadzin.” (HR. Ahmad, dinyatakan shahih oleh Ibnu Khuzaimah, Ibnu Hibban, dan Syaikh Albani)

Keutamaan Keempat, menjadi saksi di hari kiamat. Nabi Shallallahu ‘Alaihi wa Sallam bersabda:

لاَ يَسْمَعُ مَدَى صَوْتِ الْمُؤَذِّنِ جِنٌّ وَلاَ إِنْسٌ وَلاَ شَىْءٌ إِلاَّ شَهِدَ لَهُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ

“Siapapun yang mendengar suara muadzin, baik jin, manusia, atau apa pun, pasti akan bersaksi untuknya di hari kiamat” (HR. Bukhari).

Hadits ini menunjukkan bahwa siapa pun yang mendengar suara muadzin, baik jin, manusia, atau makhluk lainnya, akan bersaksi di hadapan Allah pada hari kiamat bahwa mereka mendengar adzannya. Bahkan sebagian ulama berpendapat bahwa selain jin dan manusia, makhluk lain seperti hewan, tumbuhan, bahkan bebatuan juga akan bersaksi.

Para ulama menyimpulkan bahwa suara muadzin harus lantang dan jelas agar dapat terdengar oleh banyak orang. Tidak bisa diganti dengan running text. Semakin banyak yang mendengar dan terpanggil shalat ke masjid karena adzan, maka semakin besar pula pahala muadzin.

Jika ada seratus orang yang terpanggil hatinya untuk shalat ke masjid setelah mendengar adzan, pahalanya sangat besar.

Bagaimana cara mengingat Allah ketika bekerja? Mari download mp3 kajian yang penuh manfaat ini.

Download mp3 Kajian


Artikel asli: https://www.radiorodja.com/54477-keutamaan-adzan-2/